Kamis, 07 September 2017

Sistem Aliran Geologi Umum



“SISTEM ALIRAN”
DI
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : ARJUN B. ANTU
NIM : 451416025
KELAS : B
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PRODI SI PENDIDIKAN GEOGRAFI
TAHUN AJARAN 2016-2017

KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan  rahmat dan karunia-Nya kepada kami selaku penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “SISTEM ALIRAN”
            Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan  Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan  ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua  pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari  kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,penulis telah berupaya  dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik  dan oleh karenanya,penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima  masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I : Pendahuluan....................................................................................................................
1.1  Latar Belakang..................................................................................................................
1.2  Tujuan Penulisan makalah.................................................................................................
1.3  Rumusan masalah..............................................................................................................
BAB II : pembahasan...................................................................................................................
2.1 Pola Aliran Sungai...........................................................................................................
2.2 bentuk aliran sungai.........................................................................................................
2.3 kerapatan sungai...............................................................................................................
BAB III : Penutup........................................................................................................................
3.1 kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesaia  adalah negara yang sangat kaya akan kebradaan sungai. Terdapat ribuan sungai yang tersebar di seluruh Indonesia.Tetapi saat ini sungai-sungai di Indonesia tidak dimanfaatkan dengan baik, bahkan banyak masyarakat yang merusakknya dengan membuang sampah sembarangan dan mengakibatkan bencana banjir. Kekayaan yang alam yang sangat besar ini harus dimanfaatkan secara tepat.
Dengan memahami karakteristik dari masing-masing sungai maka pemanfaatan sungai akan semakin baik, misalnnya: pembangunan waduk, pembangunan pembangkit listrik tenaga air, dan lain sebagainya. Karakteristiksetiap sungai seperti Pola aliran sungai, Bentuk Aliran Sungai, Kerapatan Sungai harus dipahami khusunya bagi seorang geologist. Dan tentu saja cara pembentukan dan sifat-sifat dan ciri umum dari masing- masing sungai sehingga pemanfaatannya optimal.
1.2  Tujuan Penulisan Makalah:
2.      Mengetahui pengertian Pola Aliran Sungai dan jenis-jenisnya
3.      Memahami bentuk aliran sungai
4.      Memahami dan mengelompokkan kerapatan sungai.
1.3  Rumusan masalah
2.      Apa pengetian pola aliran sungai dan apa saja jenisnya
3.      Apa saja jenis bentuk aliran sungai
4.      Bagaimana cara menentukan nilai kerapatan sungai









BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pola Aliran Sungai
            Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi.
            Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut:
1.      Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).
Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah di-erosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
Pola pengaliran dengan bentuk seperti pohon, dengan anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. 

Umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya seragam, batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks. Kontrol struktur tidak dominan di pola ini, namun biasanya pola aliran ini akan terdapat pada daerah punggungan suatu antiklin. 

Pola Aliran Dendritik







2.  Pola Aliran Radial
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
Pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya. Pola radial dibagi menjadi 2, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
·         Tipe sentrifugal, yaitu pola Radier dimana arah-arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari  suatu pusat.
·         Tipe sentripetal, yaitu pola Radier dimana arah-arah pengalirannya memusat dari segala arah.

Pola Aliran Radial









3.  Pola Aliran Rectangular
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar.
Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
Pola Aliran RectangularPola pengaliran dimana anak-anak sungainya membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya, umumnya pada daerah patahan yang bersistem (teratur).









4.  Pola Aliran Trellis
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus disepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar.
Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluransaluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah se  rah dengan sumbu lipatan.
Pola ini mempunyai bentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar. Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Umumnya terbentuk pada batuan sedimen berselang-seling antara yang mempunyai resistensi rendah dan tinggi.
Anak-anak sungai akan dominan  terbentuk dari erosi pada batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah. 
Jadi secara umum , pembentukan sungai utama lebih disebabkan oleh kontrol struktrur dan pembentukan anak sungai lebih disebabkan oleh kontrol litologi.
Pola Aliran Trellis












5.  Pola Aliran Centripetal 
Hasil gambar untuk gambar pola aliran centripetal            Pola aliran centripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, dimana aliran sungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan baratlaut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, dimana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.








6.  Pola Aliran Annular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.
Pola pengaliran dimana sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran yang melingkar.
Sering dijumpai pada daerah kubah berstadia dewasa. Pola ini merupakan perkembangan dari pola radier. Pola penyaluran  ini melingkar mengikuti jurus perlapisan  batuannya. 

Pola Aliran Annular






7.  Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar) 
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam.
Pola aliran paralel kadangkala meng-indikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.
Pola pengaliran yang sejajar arah alirannya. Pola ini sering dijumpai pada daerah yang lerengnya mempunyai kemiringan yang nyata, dan berkembang pada batuan yang bertekstur halus dan homogen. 
Pola Aliran Parallel



 

8.    Multi basinal atau Sink Hole 

Pola Aliran Multibasinal      Pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang nampak di permukaan bumi, kadang tidak nampak, yang dikenal sebagai sungai bawah tanah. Pola pengaliran ini berkembang pada daerah karst atau daerah batugamping

 

 

 

.

9. Contorted 

Pola Aliran ContortedPola pengaliran dimana arah alirannya berbalik / berbalik arah.  Kontrol struktur yang bekerja berupa pola lipatan yang tidak beraturan yang  memungkinkan terbentuknya suatu tikungan atau belokan pada lapisan sedimen yang ada.





Pola Aliran Sub DendritikPola aliran DerangedPola Aliran Sub ParallelSelain pola aliran sungai diatas, terdapat sub pola aliran seperti:




Pola Aliran Pinnate








2.2 Bentuk Aliran Sungai
Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :
1.        Sungai konsekuen lateral, yakni sungai yang arahnya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, block, mountain, atau daratan yang baru terangkat.
2.        Sungai konsekuwen longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan).
3.        Sungai subsekwen, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sunga konsekwen lateral terjadi erosi mundur akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikutiarah strike ( arah patahan )
4.        Sungai superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai denga struktur batuan.
5.        Sungai anteseden, yakni sungai yang arah aliurannya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya terjadi bila pengangkutan tersebut berjalan dengan lambat
6.        Sungai Resekwen, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope ( kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah dengan aliran sungai resekwen lateral. Sungai resekwen ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsekwen.
7.        Sungai obsekwen, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan.
8.        Sungai Insekwen yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti perlapisan batuan atau dip. Singai ini mengalr dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
9.        Sungai reserve, yakni sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyasuaikan diri.
10.    Sungai komposit yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai komposit
11.    Sungai anaklinal yakni sungai yang mengalir pada permukaan yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai
12.    Sungai compound, yakni sungai yang mambawa air di derah yang berlawanan geomorfologinya.
2.3 Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:

Dd = L/A
Ket:
Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2)
L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A = Luas DAS (km2)
           
















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola Aliran Sungai merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan dari lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang keringatau tidak dialiri sungai. Pola aliran dipengaruhi oleh:  lereng,kekerasanbatuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian pola aliransangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuandan struktur geologi. Secara garis besar Pola Aliran Sungai dibagi atas tujuh, yaitu : Pola Aliran Dendritik, Pola Aliran Radial, Pola Aliran Rectangular, Pola Aliran Trellis, Pola Aliran Centripetal, Pola Aliran Annular, dan Pola Aliran Paralel.
Bentuk Aliran Sungai ada 12 jenis yaitu : Sungai konsekuen lateral, Sungai konsekuwen longitudinal, Sungai subsekwen, Sungai superimposed, Sungai Anteseden, Sungai Resekwen, Sungai obsekwen, Sungai Insekwen, Sungai reserve, Sungai komposit, Sungai anaklinal, Sungai compound.
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan  indeks kerapatannya kerapatan sungai dibagi dalam empat kelas yaitu: rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.      Sangat penting untuk mengetahui ketiga karakteristik sungai diatas agar dapat meongoptimalkan sumber daya yang dimiliki sungai, dan untuk penanggulanngan bencana seperti banjir.











DAFTAR PUSTAKA

id.scribd.com/doc/24235938/MACAM-MACAM-POLA-ALIRAN-SUNGAI